Perlunya Merawat Sumber Air Wujud Kehidupan Air sebagai kebutuhan vital bagi semua kehidupan mulai dari mikroorganisme, fauna, flora sampai manusia. Air merupakan komponen utama bagi kehidupan setiap mahluk hidup yang ada sehingga kebutuhan air sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan di bumi. Hal ini menjadi dasar pentingnya menjaga sumber air sebagai wujud menjaga kehidupan, oleh karena itu pemanfaatan air harus disertai dengan moralitas dalam menjaga sumber air di bumi.
Luas permukaan air di bumi seluas 71% sedangkan luas daratan sebesar 29%. Ketersediaan jumlah air di alam tetap dengan beragam wujud, volume seluruhnya mencapai 1.400.000.000 km3, lebih kurang 97% merupakan air laut yang dimanfaatkan secara tidak langsung bagi kehidupan manusia. Dari 3% sisanya, 2% berupa gunung-gunung es dikedua kutub buni, 0,75% merupakan air tawar yang mendukung dan dimanfaatkan secara langsung bagi kehidupan manusia berupa mata air, sungai, danau maupun air tanahdan sisanya berupa uap air. Air tawar sebagai jenis air yang sangat dibutuhkan oleh manusia bersifat terbatas, pemanfaatan yang terus-menerus menimbulkan potensi ketersediaan air tawa dialam tidak mecukupi untuk keberlangsungan hidup manusia. Hal tersebut terjadi karena rusaknya sumber-sumber air di alam disertai dengan tajamnya peningkatan jumlah penduduk.
Rusaknya sumber air disebabkan oleh faktor lingkungan dan oleh manusia dalam mengelola alam ini. Selain karena curah hujan tidak seragam disetiap wilayah yang menyebabkan ketersediaan air fluktuatif juga eksploitasi alam untuk kebutuhan manusia kerap kali menimbulkan dampak kerusakan termasuk kerusakan sumber air. Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai muka aliran tangkapan air yang rusak membuat ketersediaan air tawar didaratan berkurang mengalir kelaut.
Konversi lahan terus melebar merambah wilayah DAS menyebabkan mobilitas sumber air tawar terganggu, alih fungsi lahan tentunya disebabkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhannya baik untuk industri maupun tempat pemukiman masyarakat yang terus menjamur. Pembangunan sumber air perlu dilakukan untuk menangkap aliran air dari hulu oleh siklus hidrologi sebelum sampai daerah pemukiman untuk di manfaatkan manusia baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan mengolah lahan pertanian. Kebutuhan domestik manusia yang tinggi membutuhkan air dengan volume yang besar sehingga saat musim kemarau datang banyak lahan pertanian menjadi kering.
Curah hujan rendah dengan waktu pendek tidak cukup untuk dapat mengolah lahan, hal ini membuat manusia lebih memilih memanfaatkan air untuk kebutuhan sehari-hari dibanding untuk dipakai mengolah lahan, implikasinya produksi pangan pun terhentak oleh kurangnya air tersedia, gagal panen pun bisa terjadi jika diwaktu pertumbuhan tanaman petani kekuranga air, olehnya perlu menjaga sumber air demi menjaga kehidupan.
Perlunya Merawat Sumber Air Wujud Kehidupan Pengelolaan sumber air mesti memperhatikan aspek lingkungan seperti siklus hidrologi dan aspek pembangunan yang berdampak bagi ketersediaan air. Di Indobesia dalam merawat sumber air sudah dilakukan sejak lama, hal dapat kita lihat dari segi kebudayaan setiap daerah dalam memperlakukan alam sekitarnya. Adanya daerah keramat merupakan motode menjaga alam termasuk sumber air berbasis moral kebudayaan. Namun demi pembangunan sering kali hal itu diabaikan, norma-norma masnyarakat lokal dalam menjaga alam bukan lagi aspek penting diperhatikan demi kata pembangunan. Kemampuan masyarakat adat dalam menjaga sumber air terbukti baik dalam mencukupi kebutuhan domestik masyarakatnya, namun datangnya teknologi praktis dan pembangunan menjadi momok yang seringkali merusak sumber daya air di bumi, pembangunan berbasik kearifan lokal harus menjadi titik acuan segala bentuk pembangunan.
Konsep terpadu antara masyarakat lokal, akademi dan pemangku kebijakan dalam mengambil keputusan pembangunan harus selalu menjadi titik tolak sebab tidak bisa dipungkiri bahwa ada jejak-jejak peninggalan leluhur dalam merawat alam sehingga arah pembangunan bukan lagi merusak namun memperbaiki apa yang sudah ada. Kearifan lokal adalah jati diri Indonesia yang menjadi bekal untuk merawat sumber air demi menjaga kehidupan di dunia.
Pembuatan waduk untuk menampung air, bendungan, tanggul, perbaikan irigasi untuk wilayah pesawahan, penanaman pohon daerah hulu untuk menangkap air baik terbentuk menjadi danau maupun membantu dalam proses infiltrasi kedalam tanah merupakan upaya perbaikan yang selama ini telah dilakukan. Akan tetapi semua itu sewaktu-waktu perlu pembaharuan melihat kebutuhan air yang terus melonjak, kapasitas penampungan air perlu ditingkatkan, alur DAS perlu penataan ulang karena banyaknya alur DAS yang telah rusak, penanaman pohon hutan gundul dan bukit-bukit gundul, pembersihan sumber air alami dan pemeliharaan dengan naungan aturan pemerintah. Menjaga air juga upaya dalam memangkas dan mencegah kemiskinan serta mencegah terjadinya konflik karena perebutan air, untuk menghindari hal tersebut perlu adanya keterpaduan dalam menjaga sumber air oleh semua pihak.
Ketersediaan air terbatas dan tetap dengan pemanfaatan yang terus meningkat menimbulkan kekhawatiran akan tidak cukup air untuk keberlangsungan hidup manusia. Konservasi air kini telah mendapat perhatian, bukan hanya skala nasional namun juga masyarakat dunia. Melalui berbagai kesepakan dunia seperti word water forum tahun 2001 tentang perlunya pendekatan keterpaduan dalam pengelolaan sumber daya air integrated water resources management (IWRM) yang kini keharusan setiap negara berpacu dalam aturan tersebut dalam menegola sumber air, Indonesia dalam hal ini pun sudah menganut prinsip IWRM yang tertuang dalam UU No 7 tahun 2004 tentang sumber daya air. Johannesburg tahun 2002 juga telah ditetapkan article 26 of plant implementation of the world summit on sustainable development (WSSD) dalam mengelola air berkelanjutan. Strategi tersebut tidak hanya dalam mencapai tujan pembangunan seperti mengurangi kemiskinan, memperkuat ketahan pangan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan melindungi ekosistem tetapi juga dalam rangka mengatasi masalah aktual seperti kekeringan, kebanjiran, perebutan air dan masalah sanitasi.
Kesadaran akan persediaan air di alam membuat semua negara di dunia ikut andil dalam menjaga persediaan air atau merawat alam dengan rancangan pembangunan penampungan air berkelanjutan adalah perbincangan hangat dunia saat ini. Uluran tangan antar dunia dengan pendekatan teknolgi telah terjalin untuk menjaga negara yang memiliki potensi menampung air dengan volume tinggi. Disisi lain juga pencegahan pencemaran sumber air, aliran air dan menjaga kemampuan tanah menyimpan air telah menjadi bagian dalam mengambil kebijakan pembangunan.
Air merupakan salah satu komponen normalnya dan keberlangsungan kehidupan di dunia, kesejahteraan hidup manusia pun sangat tergantung pada tersedianya air di alam. Untuk itu perlunya menumbuhkan kesadaran moralitas dalam menjaga dan merawat alam agar alam pun berlaku baik bagi kehidupan manusia. Memanfaatkan alam tanpa merusak dengan memperhatikan aspek keberlangsungan sebab alam merespon sesuai dengan bagaimana manusia memperlakukannya. Untuk itu, menjaga sumber air berarti menjaga kehidupan.
Penulis : Yusran
Referensi :
Syaukat Yusman Dkk, 2020, Perkembangan Konversi Lahan Pertanian Beririgasi Dan Dampaknya Terhadap Penguasaan Lahan Petani Di Daerah Irigasi Jatiluhur Jawa Barat, Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, vol. 4, file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/416-1744-1-PB.pdf, 19/07/20.