Negosiasi Pendanaan Iklim COP29 Belum Ada Suara Bulat

Proses negosiasi pendanaan iklim di COP29 berjalan super alot. Berbagai kubu delegasi mengajukan pertimbangan dan sanggahan sengit terutama terkait besar angka yang dikehendaki.


Proses negosiasi berlangsung di ruang sidang utama negosiasi COP pada hari ke-5. Para delegasi meneruskan pembahasan tentang target angka baru untuk anggaran iklim (New Quantitative Cumulative Climate Goals) NQCG.

Negara G77+China yang beranggotakan sekitar 138 negara berkembang termasuk Indonesia, mengusulkan target pendanaan iklim total global harus mencapai US$1,3 triliun.

Kemudian, negara paling tidak berkembang, 48 negara, menginginkan US$290 miliar dialokasikan untuk mereka, sementara kelompok pulau-pulau kecil yang beranggotakan 39 negara (AOSIS) minta bagian US$39 miliar. Negara-negara Amerika Latin juga menginginkan alokasi dana regional mereka.

Meski beda angka, umumnya negara berkembang menuntut agar dana iklim diberikan tanpa syarat berat.

“Negara maju perlu berkomitmen untuk menyediakan dan memobilisasi setidaknya 1,3 triliun dolar AS setiap tahun hingga 2030 melalui hibah, pinjaman lunak, dan bentuk bantuan non-utang,” demikian bunyi pernyataan Ketua Delegasi India Naresh Pal Gangwar mewakili G-77 di Forum Menteri Keuangan COP29, Jumat (15/11).

Related Article  Konservasi Laut Memberikan Perlindungan Nyata terhadap Perubahan Iklim