Konservasi Laut Memberikan Perlindungan Nyata terhadap Perubahan Iklim

Melindungi kawasan laut global memberikan keuntungan ganda, jelas para ahli. Kawasan perlindungan laut melindungi ikan dan makhluk laut lainnya dari eksploitasi dan polusi. Mereka juga dapat membantu kehidupan laut dan darat untuk bertahan terhadap meningkatnya dampak iklim.

Matt Rand, direktur Pew Bertarelli Ocean Legacy, yang mendukung sebagian dari penelitian mengatakan, “Kawasan perlindungan laut adalah perlindungan iklim.” Sebuah studi internasional telah menemukan bahwa kawasan yang dilindungi membantu ekosistem laut dan manusia beradaptasi dengan lima konsekuensi berbahaya dari perubahan iklim, asidifikasi laut, kenaikan suhu laut, peningkatan intensitas badai, perubahan pada distribusi spesies dan menurunnya produktivitas dan ketersediaan oksigen.

Kawasan perlindungan juga mendukung peningkatan penyerapan karbon berasal dari emisi gas rumah kaca untuk jangka panjang, terutama kawasan pantai yang membantu menurunkan laju perubahan iklim, lanjut studi tersebut. Studi yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences, mengevaluasi penelitian peer-review terkait dengan dampak kawasan perlindungan laut dari seluruh dunia.

Lensa Iklim

Penulis utama, Professor Callum Roberts dari Universitas York, UK, mengatakan bahwa banyak penelitian menunjukkan kawasan perlindungan laut yang dikelola dengan baik dapat melindungi biodiversitas dan mendukung produktivitas perikanan, namun kami ingin lebih lanjut meneliti ini dari lensa iklim untuk melihat apakah keuntungan tersebut dapat memperbaiki atau memperlambat dampaknya.”

“Hal tersebut menjadi cukup jelas saat mereka menawarkan keuntungan bagi ekosistem laut dan manusia yang rentan dari perubahan iklim yang sangat cepat.” Hanya 3,5 persen dari wilayah laut di dunia yang diperuntukkan bagi perlindungan, dengan hanya 1,6 persen mendapatkan perlindungan penuh dari eksploitasi. Grup internasional sedang bekerja agar angka tersebut meningkat hingga 10 persen pada tahun 2020. Pada Kongres Biodiversitas Dunia 2016, para delegasi dari International Union for the Conservation of Nature menyetujui bahwa setidaknya 30 persen dari wilayah laut di dunia harus dilindungi pada tahun 2030.

Related Article  KKP Lepas Ekspor Ikan Labuan Bajo ke Malaysia dan Singapura

Pemulihan Cadangan

Para ahli mengatakan bahwa kawasan perlindungan laut (marine reserves) dan wilayah laut dilindungi (marine protected areas/MPAs) melindungi daerah pantai dari kenaikan permukaan air laut dan bisa mempertahankan wilayah lahan basah, lumpur dan terumbu karang hingga bisa berperan dalam menyerap dampak badai dan cuaca ekstrim.

Mereka juga menolong untuk menanggulangi penurunan dalam produktivitas laut dan perikanan yang disebabkan oleh perubahan iklim, contohnya melalui asidifikasi air laut dan penurunan plankton. Kawasan tersebut akan melindungi sistem penting wilayah pesisir, — bakau dan padang lamun — menciptakan penurunan terpusat atas konsentrasi karbon dioksida dan keasaman air. Selanjutnya, mereka dapat menyediakan area ‘mengungsi’ bagi ikan sementara harus beradapatasi terhadap kondisi yang berubah.

Dalam penelitian yang sudah diterbitkan sebelumnya bahwa kawasan perlindungan laut dapat mempromosikan pemulihan dari spesies yang tereksploitasi dan habitat rusak sambil menjaga ekosistem secara keseluruhan. Dengan perikanan dan aktivitas manusia lainnya yang dibatasi, mereka dapat menciptakan area produktivitas yang memberikan ruang bagi stok yang tereksploitasi dan habitat terdegradasi memulihkan diri.

Keuntungan ini akan berdampak besar pada kawasan perlindungan laut yang besar, sudah lama, dan dikelola dengan baik bahwa mendapatkan perlindungan seutuhnya dari perikanan dan minyak dan ekstraksi mineral. Isolasi dari kegiatan manusia yang merusak akan memberikan nilai tambah bagi upaya konservasi. Penelitian menunjukkan bahwa melindungi laut juga akan meningkatkan daya pemulihan lingkungan setelah emisi gas rumah kaca dapat dikendalikan.

Hal ini memperkuat argumen IUCN bahwa target perlindungan laut dari PBB seharusnya dinaikkan dari 10 hingga 30 persen yang akan membutuhkan banyak wilayah laut dilindungi pada skala besar dan melampaui yuridiksi nasional. Beth O’Leary, penulis dan peneliti dari Universitas of York mengatakan, “Kami sangat senang mengetahui bahwa kawasan perlindungan laut dapat meningkatkan ketersediaan spesies dan membantu mengatasi keterlangkaan makanan namun evaluasi kami menunjukkan bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan yang low-tech dan menerapkan strategi biaya adaptasi yang efektif.” Matt Rand of Ocean Legacy mengatakan, “Studi ini menjadi bukti positif bagi para pembuat kebijakan bahwa menciptakan kawasan perlindungan laut yang dikelola dengan baik akan dapat menguntungkan.” www.greeners.co tanilogic.com

Related Article  KKP Optimistis Tilapia Indonesia Jadi Primadona di Pasar Internasional