Pengelolaan Perikanan di Indonesia Terus Digalakkan

Kementerian Kelautan dan Perikanan berkomitmen mewujudkan pengelolaan perikanan di Indonesia demi tercapainya keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan ekologi serta keberlanjutan sumber daya perikanan nasional, termasuk pengelolaan perikanan demersal, yang berfokus ke Kakap dan Kerapu. Pengelolaan Perikanan di Indonesia Terus Digalakkan

Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono menegaskan bahwa perikanan yang terukur harus mampu mencerminkan tiga faktor. Faktornya diantaranya angka produksi dan batasan penangkapan ikan yang menunjukan ketahanan ekosistem untuk mendukung ketahanan pangan, nilai produksi dan proyeksi yang menunjukan ketahanan ekonomi, serta nilai pendapatan dan kesejehteraan yang menunjukan ketahanan sosial masyarakat.

Hal tersebut dapat dengan mudah terwujud jiak tersu digalakkan kerjasama natar sektor agar tercipta pola perikanan yang terukur. Pemerintah bersama dengan sektor swasta dan pelaku usaha perikanan harus memastikan praktik kegiatan perikanan tangkap yang berkelanjutan sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia saat ini dan masa mendatang. Dalam hal ini perbaikan tata kelola dalam hal data dan transfer teknologi agar dapat menarik potensi investasi berkelanjutan ke industri perikanan.

Kunci utama kesuksesan pengelolaan perikanan perkelanjutan tergantung pada sejauh mana perikanan dikelola berdasarkan data ilmiah sehingga dapat menghasilkan estimasi kajian stok yang tepat dan akurat. Dengan kata lain, Indonesia perlu penguatan dan integrasi pendataan serta manajemen hasil. Adapun data utama yang diperlukan, antara lain, jumlah ikan yang ditangkap, upaya atau kapasitas penangkapan, kelimpahan spesies ikan atau kondisi stok, biota lain yang tertangkap bersama ikan, dan kecenderungan/trend. Keberadaan data yang solid ini yang dapat menjadi input untuk kebijakan dan pengelolaan terukur.

Selain itu dalam sektor perikanan tangkap perlunya kebijakan pengelolaan Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI)dan pemanfaatan sumber daya ikan harus disesuaikan dengan karakteristik wilayah.Saat ini perikanan kakap-kerapui dihadapkan pada implementasi dari pengelolaan perikanan berbasis WPPNRI dan menuju perikanan presisi yang ditentukan oleh keakuratan data yang berguna bagi pengelolaan. Selain itu, tantangan alamiah kakap-kerapu antara lain pertumbuhan yang lambat, pembalikan perkembangan kelamin ikan, ketergantungan kepada habitat karang yang ancamannya tinggi, dan budaya konsumen.

Related Article  KKP Akan Mengatur Kuota Wisata di Kawasan Konservasi Nasional

Penangkapan terukur diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi ekonomi maupun pengendalian ekologi lingkungan laut. Untuk menunjang ini, Harvest Strategy dan Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) merupakan hal strategis dalam pengelolaan.

Begitupula estimasi potensi, alokasi pusat dan daerah, peluang pemanfaatan, alokasi usaha GT dan unit kapal, rencana pengembangan kapal perikanan dan pelabuhan, multiplier efek menjadi perhatian. Pengawasan yang ketat termasuk penggunaan teknologi satelit dan peralatan lainnya. Kapal-kapal akan diwajibkan mendarat di WPP terkait dan hanya akan di satu WPP, sehingga bisa dipantau dan terukur dengan baik.

Saat ini problem mengenai pentingnya melakukan pendataan bersama nelayan yang didukung oleh berbagai teknologi, termasuk citra satelit untuk fishing ground, komposisi penangkapan, dan kapal-kapal aktif sangat perlu dilakukan. Pengukuran panjang dan berat ikan juga penting dilakukan untuk mengetahui distribusi ukuran ikan dan kematangan.Pengelolaan Perikanan di Indonesia Terus Digalakkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *