Meski kelapa sawit merupakan salah satu komoditi unggulan yang menopang ekspor dan juga menjadi andalan dalam mendongkrak ekonomi nasional. Komoditi yang satu ini, sering saja diterpa problem dalam hal penanganannya. Kelapa sawit memang sering diterpa isu negatif dalam hal proses pengembangan. Sebut saja deforestasi ataupun kandungan minyak kelapa sawit yang dapat memicu kolesterol. Terlepas dari semua itu, komoditi kelapa sawit tetap menjadi primadona tersendiri. Lahan Konsesi Kelapa Sawit Korindo Tuai Masalah
Problematika yang menimpa kelapa sawit memang menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku industri kelapa sawit, terlepas dari kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat. Tak bisa dipungkiri, pengembangan lahan kelapa sawit, misalnya saja proses pembukaan lahan kerap kali menimbulkan masalah dan dampak yang merusak bagi lingkungan. Hal ini menjadi sangat krusial karena jumlah lahan dalam pengembangan kelapa sawit semuanya dalam skala besar, oleh karena itu memang perlu penanganan ekstra terkait mengenai dampak lingkungan.
Jika dikaji berdasarkan data yang ada, kelapa sawit punya konstribusi tersendiri bagi lingkungan dalam tahap pertumbuhannya. Kelapa sawit memiliki kemampuan untuk menyerap CO2 diudara sekitar 163 ton/ha/tahun. Selain itu, ada beberapa fakta empiris yang merupakan keunggulan tersendiri dari keberadaan perkebunan sawit, misalnya dapat digunakan penerapan konservasi air dan tanah yang memanfaatkan biopori. Selain itu, kelapa sawit juga punya produk turunan yang sangat menjanjikan, misalnya biogas, biodiesel, biopremium, bioplastik. Produk turunan ini, salah satunya menjadi fokus pemerintah untuk pengembangan B30. Kelapa sawit juga sudah tersertifikasi ISPO dan RSPO dengan kualifikasi yakni jenis minyak nabati yang dapat mendukung manajemen yang baik dan berkelanjutan. Jadi seolah ada pergeseran paradigma masyarakat mengenai kelapa sawit. Namun meski demikian, dalam pembukaan lahan, seringkali terjadi masalah. Misalnya saja deforestasi, ini merupakan hal yang tak dapat dihindari. Belum lagi ketersediaan lahan baru yang akan digunakan.
Kali muncul hasil investigasi terkait dugaan pembakaran hutan untuk pembukaan lahan sawit pada lahan konsesi Korindo Group di Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua. Dari data yang dilansir dari Greenpeace ade 57.000 ha lahan yang dialih fungsi menjadi lahan Selain itu, mereka menggunakan data yang dikumpulkan dari rekaman video survei udara. Lewat metode tersebut, tim peneliti menemukan pola deforestasi dan kebakaran tersebut menunjukan bahwa pembukaan lahan menggunakan api. Penelitian menunjukkan lahan konsesi Korindo Group menjadi salah satu objek terpanas sepanjang 2012 sampai 2015. Dari hasil pelacakan diperoleh data terjadi kebakaran berurutan dari barat ke timur secara besar dalam areal lahan konsesi. Meski demikian Korindo Group lewat pernyataannya mengemukakan bahwa berdasarkan surat dari Direktorat Jenderal Penegakkan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian LHK RI Nomor S.43/PHLHK/PPH/GKM.2/2/2017 tertanggal 17 Februari 2017 mengemukakan bahwa anak perusahaan Korindo Group tidak melakukan illegal deforestation dan telah memperoleh izin pelepasan kawasan hutan dari Menteri LHK. Kasus diatas menambah daftar negatif pengembangan lahan kelapa sawit. Hal tersebut tentunya menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk memiliki komitmen bersama untuk menjaga kelestarian lingkungan dan turut serta dalam upaya penanganan iklim secara global. Lahan Konsesi Kelapa Sawit Korindo Tuai Masalah