Efektivitas Agensia Pyraclostrobin Pada Sawi Hijau

Ulasan dibawah ini mencoba agar bagaimana tanaman dapat bertahan dengan kondisi cekaman dalam berbagai situasi. Media yang digunakan yakni pyraclostrobin sebagai agen untuk meningkatkan toleransi tanaman terhadap cekaman dengan intervensi terhadap tunas tananam. Efektivitas Agensia Pyraclostrobin Pada Sawi Hijau

Meski demikian pada jurnal diulas bahwa penggunaan agen ini tidak terlalu berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, akan tetapi keberadaannya bisa membuat mekanisme baru sehingga tanaman dapat menjaga kestabilannya terhadap cekaman dan terbukti efektif. Efektivitas Agensia Pyraclostrobin Pada Sawi Hijau


Peran air sebagai pelarut unsur hara di dalam tanah menyebabkan tanaman dapat dengan mudah mengambil hara tersebut sebagai bahan makanan melalui akar dan sekaligus mengangkut hara tersebut ke bagian-bagian tanaman yang memerlukan melalui pembuluh xilem.

Kekurangan air akan mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis, sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan dan terjadinya cekaman kekeringan yang akan mempengaruhi ukuran dan intensitas source baik pada fase vegetatif maupun generative. defisiensi air yang terus menerus akan menyebabkan perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan pada gilirannya tanaman akan mati.

Pyraclostrobin ialah salah satu bahan aktif golongan strobirulin yang dapat memberikan efek toleran terhadap cekaman pada fase pertumbuhan tanaman seperti cekaman suhu dan air. salah satu efek dari pyraclostrobin bagi tanaman yaitu dapat meningkatkan toleransi cekaman dan meningkatkan hasil produksi tanaman.

Cara kerja pyraclostrobin untuk meningkatkan toleransi tanaman terhadap cekaman yaitu dengan menghambat biosintesa etilen pada jaringan tunas tanaman. pengaplikasian pyraclostrobin dapat menunda pemasakan daun lebih awal dengan cara memperpanjang aktifitas fotosintesis dari jaringan tanaman dan meningkatkan efek toleran tanaman terhadap cekaman. pyraclostrobin sangat penting dalam merangsang oksida nitrat, bagian penting dalam tanaman, meningkatkan serapan nitrat dan asimilasi.

Related Article  Kementan: Proyeksi Produksi Beras Musim Panen Hingga Mei Capai 11,29 Juta Ton

Penerapan fungisida strobilurin yang di dalamnya ada bahan kimia pyraclostrobin akan membantu pupuk tambahan pada saat aplikasi. Penggunaan tanaman sawi hijau diharapkan dapat menjadi indikator yang responsif pada perlakuan pyraclostrobin terhadap stress air, sehingga peneliti dapat mempelajari sejauh mana tanaman tersebut dapat bertahan menghadapi stress air.

Sampai saat ini penelitian tersebut masih belum pernah dilakukan. Penelitian ini perlu dilakukan agar hasil dapat digunakan sebagai pertimbangan oleh petani dan masyarakat dalam usaha budidaya tanaman sawi hijau untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil yang optimum.

Tujuannya ialah untuk mempelajari sejauh mana agensia pyraclostrobin dapat membantu tanaman menghadapi stress air. Dominasi stress air terdapat pada hasil, sehingga pyraclostrobin dan perlakuan belum dapat memberikan pengaruh positif terhadap stress air. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian ini pada variabel pengamatan panjang tanaman, luas daun, bobot segar pertanaman, bobot kering, bobot segar total tanaman dan bobot segar konsumsi.

Berdasakan hasil yang diperoleh bahwa perbedaan jumlah air yang didapatkan oleh tanaman dapat menunjukan respon terhadap morfologi tanaman, namun hal ini dapat diimbangi dengan pemberian nutrisi yang tepat bagi tanaman sehingga tetap berdaya hasil tinggi meskipun mengalami cekaman air, karena air sangat diperlukan dalam siklus hidup tanaman dan proses metabolisme tanaman tidak dapat berlangsung tanpa adanya air.

Air dapat masuk ke dalam sel tanaman melalui tanah dengan jalan penyerapan oleh akar. Kemampuan partikel tanah menahan air dan kemampuan akar untuk menyerap air menentukan kadar air dalam tanah dan banyaknya air yang diserap oleh akar tanaman. Perlakuan cekaman air yang diberikan kepada tanaman menyebabkan terjadinnya perubahan morfologi yang berbeda pada tiap varietas dimana perubahan morfologi yang berbeda pada tiap varietas, dimana perubahan tersebut diakibatkan oleh cekaman air yang sangat tergantung pada faktor waktu dan besarnya perlakuan cekaman.

Related Article  Food Estate Masuki Fase Baru

Cekaman kekeringan merupakan pengaruh faktor lingkungan yang menyebabkan air tidak tersedia lagi bagi tanaman, yang dapat disebabkan antara lain oleh tidak tersedianya air di daerah perakaran tanaman dan permintaan air yang besar di daerah daun dimana laju evaporasi melebihi laju tanaman, perbedaan morfologi, anatomi dan metabolisme akan menghasilkan respons yang berbeda terhadap cekaman kekeringan.

Cekaman air merupakan salah satu faktor lingkungan yang menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman yang menghambat aktifitas fotosintesis dan translokasi fotosintat selanjutnya mempengaruhi produktifitas.Ulasan juga bagaimana perlakukan agen tersebut langsung mengintervensi akar pada sampel sawi hijau.

Sehingga masa vegetasi tanaman mampu dioptimalkan Pyraclostrobin memperpanjang masa vegetatif dengan cara menghalangi terbentuknya etilen agar dapat menunda masa generatif tanaman akibat stress air (cekaman air). pyraclostrobin dapat menunda pemasakan daun lebih awal dengan cara memperpanjang aktifitas fotosintesis dari jaringan tanaman dan meningkatkan efek toleran tanaman terhadap cekaman.


Perlakuan pyraclostrobin dapat berinteraksi dengan perlakuan stress air, dimana perlakuan tersebut menunjukkan pengaruh positif sehingga dapat mengurangi dampak stress air dan mengoptimalkan pertumbuhan panjang tanaman. Namun pyraclostrobin belum dapat berpengaruh positif terhadap stress air, dominasi stress air sangat dominan pada tanaman sehingga belum dapat berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman.


Referensi:
Febry Mitra Pradana, Titin Sumarni dan Karuniawan Puji Wicaksono. 2015. UJI EFEKTIFITAS PYRACLOSTROBIN SEBAGAI AGENSIA PLANTH HEALTH DENGAN BEBERAPA LEVEL CEKAMAN AIR PADA TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 3, April 2015, hlm. 195 – 204. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *