Beberapa wilayah di Indonesia saat ini sudah mengonfirmasi musim kemarau, termasuk beberapa wilayah di Jawa dan Nusa Tenggara Timur. Hal tersebut juga diperparah dengan menurunnya debit air. Jika terus menerus berlangsung maka potensi krisis akan pangan bisa saja terjadi. Kekeringan Melanda, Berikut Upaya Penanggulangannya
Saat ini prediksi berakhirnya musim kemarau masih sangat fluktuatif dan berbeda tiap daerah. Dari rilis terbaru BMKG mengungkapkan bahwa terjadinya musim hujan di Indonesia terjadi fluktuatif dihampir semua wilayah yang ada.Terkait dengan turunnya hujan di wilayah Jabodetabek, Kepala Bidang Analisis Variabilititas Iklim BMKG belum dapat memmastikan jika itu sudah masuk kategori musim penghujan. Ketika Hujan Deras Awal musim hujan Akan tetapi pihaknya mengingatkan untuk beberapa wilayah di bagian tengah-timur Jawa, sebagian Bali dan Nusa Tenggara masih perlu mewaspadai adanya potensi kekeringan meteorologis.
Paparan BMKG menunjukkan awal musim hujan di wilayah Pulau Jawa akan terjadi pada Oktober, namun sebagian lainnya terjadi di November dan Desember. Sedangkan untuk Bali dan Nusa Tenggara diprediksi akan mulai musim hujan pada November-Desember. BMKG menjelaskan suatu daerah dapat dikatakan sudah memasuki musim hujan saat wilayah itu telah mendapatkan hujan lebih dari 50 mm per dasarian dan diikuti dasarian-dasarian berikutnya.
Saat ini beberapa wilayah di Indonesia sudah tidak mendapatkan hujan lebih dari 21 hari. Termasuk NTT, ada beberapa wilayah yang tidak mendapatkan hujan lebuh dari 4 bulan. Selain mewaspadai dampak kekeringan, BMKG juga mengingatkan adanya hujan dengan intensitas tinggi di sebagaian wilayah di Sumatera bagian utara, Kalimantan Barat dan Tengah, serta Sulawesi bagian tengah serta sebagian Papua bagian Barat.
Kekeringan Melanda, Berikut Upaya Penanggulangannya
Saat ini beberapa wilayah di Indonesia terancam mengalami gagal tanam dan panen akibat kekeringan. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian menyiapkan beberapa cara dan alternatif untuk menanggulangi hal tersebut. Upaya utama yang dilakukakan adalah membuat konservasi air seperti embung yang fungsinya bisa menampung air. Pembuatan embung tersebut dikoordinasikan dengan dinas pertanian setempat. Upaya konservasi merupakan salah satu opsi yang bisa diefektifkan selain pembuatan irigasi yang butuh konstruksi yang lebih lama. Penampungan air secara masif harus diusahakan lebih ekstra dalam upaya menanggulangi dampak kemarau yang mulai dirasakan.
Selain itu Ditjen PSP juga telah meluncurkan asuransi pada daerah rawan bencana sebagai upaya mitigasi dalam menjaga lahan yang gagal panen. Upaya ini merupakan mitgasi untuk menjamin aktivitas pertanian tetap dapat berlangsung. Lahan yang gagal panen bisa mendapat klaim dari asuransi dan petani bisa kembali bersiap menanam. Kekeringan Melanda, Berikut Upaya Penanggulangannya
Referensi :
(ANTARA FOTO/MOHAMMAD AYUDHA)