Pemerintah memastikan impor jagung dari Argentina dan Brazil yang dilakukan pada 2024 bukan untuk pakan ternak. Melainkan untuk kebutuhan industri seperti makanan, minuman, gluten, dan sweetener.
“Ada impor jagung, memang betul ada impor 2024 itu dari Argentina, Brazil tapi itu untuk industri makanan minuman, gluten, sweetener, dan lainnya, bukan pakan ternak. Sebagian itu data yang kami baca,” kata Staf Ahli Menteri Pertanian, Suwandi dalam keterangannya, Minggu (28/11/2024).
Menurutnya, kondisi ini perlu diantisipasi, karena pola panen jagung mirip dengan padi. Diperkirakan panen raya jagung akan terjadi pada Maret-April, saat curah hujan tinggi dan petani mulai gencar tanam.
Di sisi lain, Kementan juga memperkuat upaya diversifikasi produksi jagung, mengingat peningkatan konsumsi jagung untuk kebutuhan non-pakan ternak. Langkah ini diharapkan dapat mendukung stabilisasi harga dan produksi di masa mendatang.
Selain itu, menurutnya penting bagi pemerintah dan petani untuk mengoptimalkan sistem distribusi dan penyimpanan. Hal ini agar panen raya yang diprediksi tidak menyebabkan oversupply yang berpotensi menurunkan harga jagung di pasar.