Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan penguatan enam provinsi yang akan menjadi penyangga dalam antisipasi dampak dari fenomena El Nino. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, selain enam provinsi yang akan menjadi penyangga dalam mengantisipasi El Nino juga disiapkan tiga provinsi sebagai pendukung.
Enam provinsi penyangga tersebut ialah, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan. “Kementan sudah mempersiapkan enam provinsi yang akan jadi penyangga utama El Nino. Kemudian empat di antaraya adalah pendukung. Jadi kurang lebih 9 dari 38 atau sekian provinsi yang ada. Antara lain di jawa, kemudian ada Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan,” kata Syahrul ditemui di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (18/7).
Daerah tersebut dipilih karena diharapkan masih tersedia lahan-lahan gambut yang masih menyimpan air. Ia mengatakan berdasarkan data dari BMKG, puncak dari fenomena tersebut di Indonesia diperkirakan akan terjadi pada Agustus hingga September. Maka arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Pertanian menyampaikan antisipasi harus dilakukan dengan serius terutama untuk pangan pokok yakni beras. “Perintah Bapak Presiden ini harus diseriusi, kita tidak boleh bersoal khususnya soal beras dan lainya agar benar-benar antisipasi sejelek mungkin harus dipersiapkan,” imbuhnya.
Atas hal tersebut, Presiden kata Menteri Pertanian meminta Kementerian Pertanian diminta untuk memetakan dan mengindetifikasikan daerah-daerah kekeringan. Adapun pemetaan kata Menteri Pertanian akan dibagi menjadi tiga yakni, daerah merah, daerah kuning dan daerah hijau. Menteri Pertanian menjelaskan daerah hijau ialah daerah yang ketersediaan airnya sangat cukup. Pada daerah ini akan dilakukan backup yakni dengan upaya-upaya optimalisasi penanaman serta upaya pengendalian dan lainnya.
Kedua, untuk daerah kuning yakni daerah dimana ketersediaan airnya pas-pasan akan dilakukan intervensi-intervensi terutama untuk mengendalikan air irigasi, embung dan lainnya. Sedangkan, untuk daerah kategori merah akan disiapkan lumbung-lumbung pangan yang berkerjasama dengan pemerintah daerah. Selain itu, pada daerah merah akan disiapkan pula komoditas dengan varietas tertentu untuk penanaman.
“Dan kerjasama dengan daerah, dan daerah merah tentu saja disiapkan berbagai komoditas lain dengan varietas yang tahan air. Dan kemungkinan disiapkan dengan mempersiapkan lumbung-lumbung pangan khusus bagi daerah merah,” jelasnya. Selain ituMenteri Pertanian mengatakan, akan dilakukan juga pembagian tugas dengan pemerintah daerah untuk mengantisipasi dampak dari fenomena El Nino.
“Harus bagi tugas dengan daerah, bupati atau kabupaten itu mempersiapkan apa dengan jajarannya provinsi akan punya tanggung jawab sendiri dan tentu Mentan akan ambil langkah strategis yang dibutuhkan daerah. Dan ini akan kita mulai serempak pada Agustus dan kita berharap kurang lebih 500.000 hektar energi baru atau yang di engine oleh kita menghadapi El Nino,” ujarnya. Meski demikian Menteri Pertanian menyebut bahwa stok pangan terutama beras dalam kondisi aman. Pun demikian dengan telur, daging ayam hingga gula. Namun, Syahrul mengatakan antisipasi hal terburuk tetap akan dilakukan.
“Stok beras aman sebenarnya tapi kita nggak boleh pede. Sampai Juli ini kami punya panen di atas 800.000 hektar, Agustus masih ada panen juga di atas 800.000 hektar. Overstock kita masih di atas 2 juta. Tapikan kita nggak boleh, siapa tahu El Nino ini Agustus sampai September bisa berlanjut dan lain-lain,” ungkapnya.
Sumber : Antisipasi Dampak El Nino, Kementan Siapkan Enam Provinsi Jadi Penyangga (kontan.co.id)