Suhu Udara Ekstrem; Fenomena Yang Kian Menakutkan

Suhu Udara Ekstrem; Fenomena Yang Kian Menakutkan

Suhu udara panas tinggi tercatat di Ciputat setinggi 37,2 derajat Celcius. Suhu udara panas tinggi juga terjadi di daerah lainnya di Indonesia dalam beberapa hari terakhir ini. Beberapa negara di Asia juga mencatat suhu udara panas yang tinggi. Misalnya di Bangladesh setinggi 51 derajat Celsius. Di Thailand setinggi 45 derajat Celsius. Sementara itu di Bangkok, Thailand, mencatat suhu rekor suhu terpanas yang pertama kalinya dialami dalam sejarah sebesar 45,4 derajat celsius. Laos dan Myanmar juga melaporkan rekor tersebut dengan suhu masing-masing 42,7 dan 45,3 derajat celsius. Suhu Udara Ekstrem; Fenomena Yang Kian Menakutkan

Pantauan Citra Satelit BMKG Menunjukkan Kurangnya Pembentukan Awan(Warna Hitam) (26/04) Sumber : BKMG

Suhu udara panas tinggi telah mengingatkan tentang betapa sangat penting pengaruh perubahan iklim secara ekstrem. Kenaikan suhu udara yang dapat mencapai 5 derajat Celsius seperti yang terjadi beberapa hari ini sangat mengganggu kehidupan tanpa suhu udara pendingin.

Selanjutnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi kedatangan musim kemarau panjang El Nino pada bulan Mei, Juni, dan Juli. Bahkan mungkin puncak musim kemarau akan terjadi pada bulan Agustus 2023. Pentingnya perubahan iklim dan kedatangan musim penghujan dan kemarau panjang dijadikan mata kuliah penting pada sekolah pertanian. Untuk mengurangi dampak negatif dari musim kemarau panjang, antara lain pemerintah membangun sangat banyak waduk irigasi, sehingga tanaman pangan mendapat pengairan secara teknis dan panen padi dapat dilakukan dua kali setahun, bahkan pada daerah tertentu yang cocok dapat diselingi menggunakan tanaman palawija.

Persoalannya pada perubahan iklim kemarau yang panjang, serta peningkatan marginalisasi lahan pertanian dan kemacetan reboisasi hutan atas perubahan penggunaan lahan hutan, maka waduk-waduk yang menjadi pusat tangkapan penyimpanan air baku menjadi kering dan tidak terawat. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) pun terganggu oleh penurunan debit air irigasi waduk teknis.

Pemanfaatan alih lahan hijau tanaman yang lupa pada reboisasi hutan, maka suhu udara panas ekstrim dan kemarau panjang telah mengingatkan tentang betapa pentingnya cadangan pangan. Penggunaan alat pendingin udara (air conditions) secara masif dibandingkan sistem pengaturan udara ruangan tradisional secara alami, telah memperparah pembentukan suhu udara panas ekstrem dan musim kemarau panjang tersebut.

Di samping itu pemanfaatan penanaman kembali miliaran bibit tanaman hutan, tanaman produktif, dan tanaman yang dapat tumbuh berkembang secara sangat cepat secara masif merupakan pilihan wajib untuk menghijaukan lahan gundul dan pekarangan rumah. Bukan hanya hidroponik, melainkan menabur garam di langit menggunakan pesawat terbang merupakan cara ilmiah penting dewasa ini.

Related Article  Mitigasi Dan Arahan Pengelolaan Air Asam Tambang

Penjelasan BMKG Terkait Cuaca Ekstrem dan Fenomena El Nino

Dilansir dari Kompas.com, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan ini tidak masuk dalam kategori gelombang panas. Hal tersebut merujuk kepada karakteristik fenomena maupun karakteristik pengamatan suhu. “Fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan, jika ditinjau secara lebih mendalam secara karakteristik fenomena maupun secara indikator statistik pengamatan suhu, tidak termasuk kedalam kategori gelombang panas, karena tidak memenuhi kondisi-kondisi tersebut,” ujar Dwikorita dalam siaran pers BMKG, Selasa (25/4/2023).

Secara karakteristik fenomena, suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun. Sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya. Ditambah, April adalah masa awal bagi angin monsun timur berhembus dari Australia. Monsun timur juga biasa disebut sebagai monsun kering, di mana angin bertiup menggeser tutupan awan di atas wilayah Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan pancaran sinar matahari menerpa permukaan Bumi dan panas yang tidak dihalangi awan. Ancaman panas masih menghantui 2023—2024. Ancaman rekor suhu tinggi mungkin belum usai pada datangnya monsun timur dan suhu panas Asia. Bagi Indonesia, ancaman siklus El Nino bisa terjadi di semester kedua tahun ini dan tahun depan. BMKG telah mewanti-wanti.

La Nina—sebagai kebalikan dari El Nino—terpantau mulai melemah awal tahun ini. “Aliran massa udara dari wilayah Indonesia berbalik mengalir ke Samudra Pasifik,” terang Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG. Indonesia yang menjadi kering karena aliran massa udara ini propoagasi atau bergerak ke arah Samudra Pasifik. Jadi ini lawan dari La Nina (El Nino). El Nino merupakan siklus di Samudra Pasifik dua hingga tujuh tahun sekali, dan biasanya bertahan sampai 15 bulan. Siklus ini akan menyebabkan suhu panas dan kekeringan di beberapa wilayahnya.

Proses terjadinya El Nino adalah ketika air laut yang panas Samudra Pasifik bagian barat (termasuk Indonesia), pada suatu waktu, bergerak ke arah timur. Gerakan ini menyusuri kawasan khatulistiwa. Di Samudra Pasifik timur bagian Amerika Tengah, air panasnya juga bergerak ke arah selatan. Air panas ini pada akhirnya berkeumpul di pesisir barat Amerika Selatan seperti Peru dan Ekuador. Selanjutnya panasnya memuai ke udara, menyebabkan daerah bertekanan udara rendah di pesisir barat Amerika Selatan. Angin ini hanya membawa sedikit uap air yang berhembus ke arah barat. Pada akhirnya, udara tidak membawa air. Ketika tiba di bagian barat Samudra Pasifik seperti Indonesia dan Papua Nugini, hujan tidak turun dan cuaca menjadi panas.

Related Article  Waspadai Kekeringan, Berikut Langkah Kementan

El Nino yang kini menjadi bayang-bayang Indonesia akan menyebabkan musim kemarau yang sangat kering dan musim hujan yang sangat lambat.  Pelemahan intensitas La Nina terjadi hingga Maret 2023. Kemudian di lanjutkan dengan indeks netral El Nino yang berlangsung hingga pertengahan 2023. “Jadi Mei-Juli itu indeksnya bertahan netral,” terang Dwikorita. “Maka hingga enam bulan ke depan (Juni-Juli), BMKG memprediksi sifat hujan bulanan di tahun 2023 ini akan relatif menurun. Curah hujan bulanan akan relatif menurun dibandingkan curah hujan 3 tahun terakhir.” Kabar tentang panas dan ancaman dari panas lainnya menghantui sektor pertanian untuk menyediakan pangan

Sedangkan secara indikator statistik suhu kejadian, lonjakan suhu maksimum yang mencapai 37,2° Celcius melalui pengamatan stasiun BMKG di Ciputat pada pekan lalu hanya terjadi satu hari tepatnya pada tanggal 17 April 2023. Suhu tinggi tersebut sudah turun dan kini suhu maksimum teramati berada dalam kisaran 34 hingga 36°Celcius di beberapa lokasi. Variasi suhu maksimum 34°Celcius – 36°Celcius untuk wilayah Indonesia masih dalam kisaran normal klimatologi dibandingkan tahun- tahun sebelumnya. Secara klimatologis, dalam hal ini untuk Jakarta, bulan April-Mei-Juni adalah bulan-bulan di mana suhu maksimum mencapai puncaknya, selain Oktober-November.

Lebih lanjut, Kepala BMKG juga menjelaskan mengenai kondisi suhu udara panas yang dibahas oleh berbagai media. Suhu panas itu juga dikaitkan dengan fluktuasi radiasi ultraviolet (UV) dari sinar matahari. Besar kecilnya radiasi UV yang mencapai permukaan bumi memiliki indikator nilai indeks UV. Indeks ini dibagi menjadi beberapa kategori: 0-2 (Low), 3-5 (Moderate), 6-7 (High), 8-10 (Very high), dan 11 ke atas (Extreme).

Secara umum, pola harian indeks ultraviolet berada pada kategori “Low” di pagi hari, mencapai puncaknya di kategori “High”, “Very high”, hingga “Extreme” ketika intensitas radiasi matahari paling tinggi di siang hari antara pukul 12:00 s.d. 15:00 waktu setempat. “Dan bergerak turun kembali ke kategori “Low” di sore hari. Pola ini bergantung pada lokasi geografis dan elevasi suatu tempat, posisi matahari, jenis permukaan, dan tutupan awan. Tinggi rendahnya indeks UV tidak memberikan pengaruh langsung pada kondisi suhu udara di suatu wilayah. “Untuk wilayah tropis seperti Indonesia, pola harian seperti disampaikan di atas secara rutin dapat teramati dari hari ke hari meskipun tidak ada fenomena gelombang panas. Faktor cuaca lainnya seperti berkurangnya tutupan awan dan kelembapan udara dapat memberikan kontribusi lebih terhadap nilai indeks UV.

Related Article  Waspada!!! La Nina Akan Sampai Ke Indonesia

Lalu untuk lokasi dengan kondisi umum cuacanya diprakirakan cerah-berawan pada pagi sampai dengan siang hari dapat berpotensi menyebabkan indeks UV pada kategori “Very high” dan “Extreme” di siang hari. Dwikorita pun meminta masyarakat tidak perlu panik menyikapi informasi UV harian tersebut. Masyarakat dihimbau untuk respons bersesuaian yang dapat dilakukan untuk masing- masing kategori index UV, seperti menggunakan perangkat pelindung atau tabir surya apabila melakukan aktifitas di luar ruangan.

Cara menghadapi cuaca panas tidak biasa menurut Kemenkes

Kemenkes meminta masyarakat untuk waspada ketika berada di luar ruangan dengan tap menjaga agar tubuh tetap sehat. “Memang cuaca panas beberapa hari ini dan kedepan sedang tidak biasa. Untuk itu mari kita ikuti tips agar terhindar dari dampak cuaca panas ketika sedang atau sering berada diluar ruangan,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril (25/04) dilansir dari website resmi Kemenkes.

Berikut cara menghadapi cuaca panas tidak biasa menurut Kemenkes:

1. Cegah dehidrasi dengan minum air yang banyak. Jangan menunggu haus
2. Hindari minuman berkafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman manis
3. Hindari kontak dengan sinar matahari secara langsung, gunakan topi atau payung
4. Memakai baju yang berbahan ringan dan longgar
5. Hindari menggunakan baju berwarna gelap agar tidak menyerap panas
6. Sebisa mungkin berteduh diantara jam 11 pagi – 3 siang
7. Jangan meninggalkan siapapun di dalam kendaraan dalam kondisi parkir baik dengan jendela terbuka maupun tertutup
8. Gunakan sunscreen minimal 30 SPF pada kulit yang tidak tertutup oleh baju sebelum keluar rumah
9. Sediakan botol semprot air yang dingin di dalam kendaraan.

Waspada ketika muncul gejala:
1. Keringat berlebih
2. Kulit terasa panas dan kering
3. Rasa berdebar atau jantung terasa berdetak lebih cepat
4. Kulit terlihat pucat
5. Kram pada kaki maupun abdomen
6. Mual, muntah, pusing
7. Urin yang sedikit dan berwarna kuning pekat

Jika muncul gejala tersebut, dinginkan tubuh dengan kain basah atau sponge basah pada pergelangan tangan, leher, dan lipatan tubuh lainnya serta banyak minum air. Jika masih bergejala, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan.

Referensi :

Suhu Udara Panas Ekstrem dan Potensi Kemarau Panjang (rmol.id)

El Niño & La Niña (El Niño-Osilasi Selatan) | Iklim NOAA.gov (www-climate-gov.translate.goog)