Kementerian Investasi/ BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) dalam laman resminya menyatakan bahwa industri bioetanol telah menjadi investasi yang menjanjikan untuk satu tahun kedepan. Ini karena telah terjadi pertumbuhan permintaan bioetanol di Asia Tenggara. Pabrik Bioetanol Bojonegoro Diprediksi Serap 300 Ribu Ton Jagung
Rencana Pemerintah Indonesia mendirikan pabrik bioetanol di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim) diprediksi bakal mampu menyerap sekira 300 ribu ton jagung dari petani setiap tahunnya. Jumlah itu diperlukan untuk memenuhi kapasitas produksi pabrik yang mencapai 100 Kiloton per tahun.
Berkaitan hal itu, jagung yang memiliki produktivitas etanol per hektar yang tinggi dibandingkan tanaman lainnya, berpotensi untuk di eksplorasi sebagai bahan baku utama industri bioethanol. Dengan rekam jejak sebagai jagung tertinggi di Indonesia, Provinsi Jatim dinilai menjadi lokasi yang tepat untuk industri bioetanol. BKPM menyebut Bojonegoro, salah satu kabupaten di Jatim, memiliki rata-rata produksi jagung saat ini mencapai 330 ribu ton per tahun.
Sebagai daerah dengan industri minyak dan gas bumi (migas) yang berkembang pesat, Bojonegoro memiliki akses yang mudah melalui transportasi darat dan udara dari kota-kota besar di Pulau Jawa. Didukung oleh lingkungan yang kondusif, lahan untuk pabrik industri seluas 10 hektar dikatakan telah tersedia di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro. Lokasinya tercatat dekat dengan sentra pertanian jagung. Maka pabrik bioetanol berpotensi dibangun dengan kapasitas produksi 100 Kiloton per tahun.
Sementara itu, Administratur Perum Perhutani KPH Bojonegoro, Irawan Darwanto Djati mengatakan, KPH Bojonegoro memiliki kawasan hutan seluas 50.176 hektar yang semuanya masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Bojonegoro. Untuk diketahui, sebagai bahan bakar nabati (BBN) pencampur bensin, bioetanol direncanakan untuk diaplikasikan pada beberapa skema pencampuran antara lain A20 (15% metanol, 5% etanol), A6 (4% metanol, 2% etanol), maupun E5 (5% etanol).
PT. Pertamina (Persero) sebagai badan usaha yang mengedarkan bensin eceran akan menjadi offtaker utama bagi bioetanol dengan biofuel grade yang dihasilkan dari industri ini. Hasil samping industri bioetanol berupa Distilled Dried Grain with Soluble (DDGS) juga dapat dijual sebagai pakan ternak dengan protein tinggi.