Vaname In My Mind


Saat ini sektor perikanan menjadi salah satu bidang yang sangat berkembang pesat dalam pembangunan dan keberhasilan usaha. Salah satu komoditi ekspor yang paling tinggi di sektor perikanan adalah udang vaname dengan nama latin (Litopenaus Vannamei). Hal ini tentunya banyak yang menjadikan masyarakat untuk membudidayakan udang vaname ini, dikarenakan waktu pemeliharaan yang dibutuhkan tidak terlalu lama dengan kisaran waktu 90-100 hari budidaya. Sistem yang diterapkan pun sangat beragam dan banyak metode dengan kondisi lingkungan dan perairan yang ada di Indonesia. Vaname In My Mind Budidaya Udang


Salah satu lokasi yang menjanjikan keuntungan adalah perairan di Jawa Tengah, meski tidak sepenuhnya bisa mendukung, tetapi disinilah para petani membuat media air budidaya bisa stabil dengan sesuai kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan udang dalam mengejar target pertumbuhan dan tentunya udang bisa di panen tanpa ada kendala seperti terserang virus, WFD, ataupun penyakit lainnya yang bisa menjadikan budidaya udang vaname gagal dan mengalami kerugian. Hal ini akan menjadi PR bagi pelaku usaha dan orang yang bergerak di bidang perikanan untuk mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat merugikan pembudidaya udang vaname.


Dalam proses budidaya udang vaname, banyak sistem yang diterapkan untuk menyediakan pakan alami yang tercukupi untuk udang dan menjaga kestabilan air budidaya. Seperti dalam pembentukan bioflok di dalam air, yang dibutuhkan adalah bakteri bacillus dan lactobacillus dimana untuk mempercepat pertumbuhan bakteri yang menguntungkan dalam budidaya udang vaname, tentunya CN Ratio harus bisa diatas 10. Memperhatikan parameter kualitas air seperti pH, DO, PO4, NH3, NO2 dan lain-lain yang bisa menjadi toksik dalam air budidaya.

Pengukuran Kualitas Air & Parameter Kecerahan


Para petani pun bunya cara tersendiri dalam menjaga kestabilan air dalam sistem bioflok ini. Seperti penggunaan fermentasi molase dan bakteri bacillus dengan lactobacillus. Hal ini menentukan agar kelangsungan budidaya bisa berhasil tanpa ada hambatan ditengah perjalanan budidaya. Beberapa pengusaha atau pelaku budidaya udang dengan metode yang diterapkan adalah bioflok, juga sangan mengejar pertumbuhan udang dengan memberikan pakan yang penuh dengan kontrol yang baik, karena ketika over pakan, maka air akan cepat rusak dan menjadikan toksik tinggi, sehingga diperlukan pergantian air untuk mengatasi toksik yang bisa muncul. Kondisi air yang harus di jaga seperti blooming plankton atau tingkat kecerahan sangat tinngi dan membuat banyak suspen kasar dalam air juga harus disiasati agar bagaimana udang bisa tumbuh dengan target sesuai yang di inginkan.

Related Article  Pagu Anggaran 2021 Disetujui, KKP Fokus Pemberdayaan
Proses Treatment Air


Khusus dalam sistem bioflok dengan kepadatan tinggi seperti 270-300/m2, petani biasanya main di kecerahan 30-40 dan mengusahakan ketika buang air untuk membersihkan kotoran dasar kolam, dan melakukan pemasukan air yang kemudian menjadikan kecerahan naik sampai 50-60 cm, maka untuk menumbuhkan kembali bakteri yang di inginkan dilakukan penebaran fermentasi bakteri bacillus dan lactobacillus dengan dosis disesuaikan kebutuhan. Vaname In My Mind Budidaya Udang


Menjaga kestabilan air sebagai media budidaya adalah hal yang di jadikan nomor satu oleh orang lapangan untuk keberhasilan budidaya, maka diperlukan ketelatenan dan kegigihan dalam membudidayakan udang vaname.

Penulis : Muh. Taqwa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *