Sistem Informasi Standing Crop (SISCrop) 1.0 Resmi Diluncurkan

Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menerapkan teknologi tinggi dalam segala aspek, khususnya proses produksi pertanian dan semua hal terkait pertanian terus digalakkan. Salah satunya yakni upaya Kementan untuk mendapatkan data terkini dan update terkait data luas lahan sawah dan fase perkembangan pertumbuhan. Untuk mengoptimalkan hal tersebut, Kementan meluncurkan Sistem Informasi Standing Crop (SISCrop) 1.0. Program (SISCrop) 1.0 dirilis pada 7 Desember 2020 menandai juga dengan akan dimulainya musim tanam I tahun 2021. (SISCrop) 1.0 nantinya akan dimanfaatkan untuk mendapatkan data luasan sawah berupa berupa luasan tanam dan luasan lahan panen secara berkala sesuai dengan fase pertumbuhan dan perkembangan yang ada. (SISCrop) 1.0akan diintegrasikan secara massif diseluruh wilayah Indonesia. Sistem Informasi Standing Crop (SISCrop) 1.0 Resmi Diluncurkan

Sistem pengoperasian (SISCrop) 1.0 akan menggunakan Satelit Sentinel-1. Satelit inilah yang nantinya akan merekam data bumi dengan aplikasi teknologi radar. Pengembangan SISCrop 1.0  merupakan Kerjasama antara Kementan dengan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional). Tujuan utamanya adalah pengembangan informasi tanam secara update bisa didapatkan dalam waktu singkat.

Proses integrasi data yang dihasilkan nantinya akan disinkronisasi dengan data Badan Pusat Statistik berupa data Kerangka Sampel Area (KSA) yang berisi semua data terkait  monitoring tanaman padi. Data tersebut berupa data luas lahan sampai pada data produksi beras yang digunakan BPS dalam memproduksi data luas tanam, luas panen, serta produktivitas dan produksi beras. Nantinya diharapkan tidak ada lagi missed terhadap data yang ada. Data SISCrop 1.0  yang nantinya dihasilkan sangat berbeda dengan yang dihasilkan BPS melalui KSA yang hanya berpatokan pada 10 % sampel dari setiap provinsi.

Saat ini SISCrop 1.0  sudah mulai beroperasi dibeberapa titik meski belum sepenuhnya di selurh wilayah Indonesia. SISCrop 1.0  baru dijalankan diwilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Saat ini sudah diperoleh data lebih dari 75% terkait mengenai luas panen dan data produktivitas lahan yang ada. Keberadaan SISCrop 1.0  diharapkan dapat membantu pemerintah dan semua petugas lapangan untuk menentukan perencanan budidaya dan pengambilan keputusan untuk proses intervensi terhadap tanaman utamanya padi. SISCrop 1.0  akan mempermudah sistem informasi mengenai pengembangan komoditi kedepannya. Dengan adanya integrasi data, efektivitas pengoperasian alsintan dapat juga dimaksimalkan dalam satu wilayah begitupuladengan data cuaca. Selain itu, data akan lebih cepat terkoneksi untuk memutuskan wilayah surplus dan defisit. Pertengahan 2021, SISCrop 1.0  dipastikan sudah dapat mencakup seluruh wilayah Indonesia. Sistem Informasi Standing Crop (SISCrop) 1.0 Resmi Diluncurkan

Related Article  Antraks di Gunungkidul Berhasil ditangani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *