Respon Kementan Ditengah Harga Telur yang Terus Naik

Kementerian Pertanian (Kementan) akan memanggil pengusaha telur untuk mengintervensi harga yang saat ini mulai merangkak naik. Hal itu disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat ditemui di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Selasa (11/11/2025).  

“Nanti kami panggil. Kami panggil perusahaan-perusahaan [telur ayam ras] besarnya [untuk mengintervensi harga telur ayam],” kata Amran. 

Untuk saat ini, Amran menyampaikan pemerintah akan mengintervensi dengan menggenjot produksi anak ayam berumur satu hari (day old chick/DOC) hingga buyut bibit ayam (grand parent stock/GPS).

“Kami dorong peternak [ayam] supaya berproduksi. Ini kesempatan peternak untuk bangkit. Kan banyak peternak merugi sebelumnya kan. Nah ini kesempatan, inilah dampak positif daripada MBG [makan bergizi gratis],” ujarnya. 

Adapun untuk jangka panjang, pemerintah akan membangun ekosistem peternakan ayam mulai Januari 2026 untuk menjamin harga pakan dan DOC berada di level stabil.

Amran menyampaikan, langkah ini sekaligus untuk memenuhi kebutuhan dalam program makan bergizi gratis (MBG). Dia juga memastikan semua peternak akan dilibatkan dalam integrasi ekosistem ini. 

“Karena selama ini naik turun naik turun, kasihan peternakan kecil. Kadang harga [telur] jatuh Rp18.000 [per kilogram], kasihan peternakan kecil. Jadi ini nanti yang mengontrol harga, menguntungkan peternakan kecil, kemudian juga tidak membebani konsumen,” jelasnya. 

Lebih lanjut, pemerintah juga akan melibatkan badan usaha milik negara (BUMN) di sisi hulu. Nantinya, ekosistem peternak ayam akan terintegrasi mulai dari pabrik pakan, DOC, vaksinasi, hingga menjadi off taker. Dengan begitu, peternak kecil akan membeli pakan dengan harga wajar. 

“Jadi insyaallah ke depan harga stabil, peternak enggak rugi. Itu yang kami jaga. Kemarin ada salah paham kan. Pikirannya ini kita membangun yang kecil-kecil. Enggak, yang sudah ada ini kita kembangkan,” sambungnya. 

Related Article  Covid-19 Sambut Ramadhan Dengan Lonjakan Harga Bahan Pangan

Amran berharap ekosistem peternakan ayam ini akan menjaga harga ayam petelur maupun pedaging di tingkat peternak serta harga tingkat konsumen.

Terpisah, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap, rata-rata harga telur ayam ras secara nasional berada di atas harga acuan penjualan (HAP) pada pekan pertama November 2025. Untuk diketahui, HAP telur ayam ras berada di level Rp30.000 per kilogram. 

BPS mencatat, harga telur ayam naik 0,33% dibandingkan Oktober 2025 menjadi Rp31.546 per kilogram pada pekan pertama November 2025.

Bahkan, harga telur ayam tertinggi mencapai Rp100.000 per kilogram di kabupaten Mamberamo Tengah. Disusul, kabupaten Puncak Jaya dan kabupaten Intan Jaya masing-masing sebesar Rp90.000 per kilogram. 

Di sisi lain, harga telur ayam ras terendah dibanderol Rp23.300 per kilogram. Lebih lanjut, pada pekan pertama November 2025, BPS mencatat telur ayam ras mengalami kenaikan indeks perubahan harga (IPH) di 43,33% wilayah di Tanah Air.