Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni melakukan kunjungan kerja ke perkebunan aren milik masyarakat di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (10/5/2025). Kunjungan ini dilakukan bersama PT Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dalam rangka penjajakan pengembangan bioetanol berbasis bahan baku aren.
Aren dinilai memiliki potensi besar sebagai sumber bahan baku bioetanol, khususnya karena dapat tumbuh di berbagai wilayah Indonesia dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Kebun aren yang dikunjungi berada tidak jauh dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) milik PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE), anak usaha Pertamina NRE.
“Kami ingin memastikan bahwa energi bersih tidak hanya hadir di kota-kota besar, tapi juga tumbuh dan berkembang dari desa-desa seperti di Garut ini,” ujar Menteri Raja Juli dalam sambutannya.
Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dan masyarakat dalam mewujudkan transisi energi yang adil dan inklusif. Pemanfaatan energi panas bumi untuk mendukung proses pengolahan bioetanol berbahan dasar aren dinilai sebagai langkah strategis.
Direktur Utama Pertamina NRE, John Anis, yang turut hadir dalam kunjungan tersebut, menyampaikan bahwa pihaknya melihat potensi pengembangan bioetanol dari aren sebagai bentuk integrasi sumber daya lokal dengan teknologi energi terbarukan.
“Ini adalah peluang strategis untuk membangun sinergi antara potensi sumber daya lokal dan energi bersih berbasis geothermal,” kata John Anis. Menurutnya, kedekatan lokasi perkebunan aren dengan PLTP Kamojang akan memberikan efisiensi dan nilai tambah dalam proses produksi bioetanol, sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar.
Warga Garut pun menyambut baik rencana ini, berharap pengembangan aren dapat meningkatkan kesejahteraan mereka melalui pengolahan bernilai tambah dan terbukanya peluang kerja baru di sektor energi terbarukan.
Selain meninjau kebun aren, Menteri Raja Juli juga mengunjungi PGE Area Kamojang untuk melihat langsung operasional fasilitas pengelolaan panas bumi yang telah lama menjadi pionir dalam pemanfaatan energi geothermal di Indonesia. Fasilitas ini disebut-sebut akan menjadi bagian penting dalam rencana pembangunan pabrik bioetanol yang mengandalkan geothermal sebagai sumber energi utama.
“Inilah wajah Indonesia masa depan, di mana alam, masyarakat, dan energi bersih berjalan beriringan,” ujar Raja Juli.
Ia berharap, program serupa dapat direplikasi di wilayah lain sebagai upaya nyata pemerintah dalam mendukung transisi energi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina secara konsisten mendukung pengembangan energi bersih dan bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat dalam pencapaian target net zero emission tahun 2060, atau lebih cepat.
“Pertamina berkomitmen mengembangkan energi bersih yang berdampak langsung bagi masyarakat dan lingkungan. Ini juga menjadi bagian dari upaya mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) dan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis kami,” ungkap Fadjar.
Pertamina melalui Pertamina NRE terus memperluas portofolio energi bersih dan menghadirkan solusi energi yang mengedepankan kearifan lokal, guna memastikan transisi energi nasional berjalan merata dan berkelanjutan.