Kementan Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) melakukan akselerasi pengembangan padi lahan kering atau padi gogo.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk akselerasi program nasional dalam meningkatkan produksi beras secara berkelanjutan, terutama di wilayah-wilayah dengan keterbatasan lahan irigasi.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan, padi gogo memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai solusi pertanian di lahan non-irigasi, terutama di daerah dataran tinggi dan kawasan tadah hujan.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan sawah irigasi. Lahan kering yang selama ini kurang termanfaatkan, justru menjadi peluang besar untuk mendorong produktivitas padi nasional,” kata Amran.
Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun), Heru Tri Widarto mengatakan, pihaknya terus memperluas cakupan tanam padi gogo. Terkait hal ini, Kementan menggandeng pemerintah daerah penyuluh, serta kelompok tani.
“Selain itu, Kementan juga melakukan penyediaan benih unggul tahan kering, bantuan alat mesin pertanian (Alsintan), serta pelatihan budidaya yang adaptif terhadap perubahan iklim,” jelas Heru dalam rapat koordinasi di Kantor Pusat Kementan, Senin (14/4).
Heru menyebutkan beberapa daerah seperti Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur kini menjadi fokus pengembangan padi gogo, dengan target perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas yang signifikan.
Diketahui, realisasi tanam padi gogo periode Januari hingga April 2025 mencapai 39,20 juta hektare atau sekitar 7,79 persen dari jumlah keseluruhan target. Sedangkan realisasi tanam periode 1-13 April 2025 mencapai 7,58 juta hektare atau 29,75 persen.
Menurut Heru, pihaknya secara kontinu terus mengawal dan turun langsung ke lapangan untuk mengejar, mengawal, mendampingi pencapaian target Luas Tambah Tanam (LTT) padi gogo. Selain itu juga, semua penyuluh dibagi tugas sesuai target padi gogo di masing-masing wilayah kerjanya. “Kami optimistis, dengan sinergi semua pihak dan pemanfaatan lahan kering secara maksimal, swasembada pangan bukan hanya target, tapi kenyataan yang bisa dicapai lebih cepat,” ujar Heru.