KLHK Ajak Semua Pihak Lestarikan Lahan Basah

Dunia merayakan Hari Lahan Basah (World Wetland Day/WWD) pada Tanggal 2 Februari berdasarkan Konvensi Lahan Basah (Konvensi Ramsar). Peringatan ini dilakukan untuk menghargai dan menyadari pentingnya lahan basah sebagai ekosistem yang menjadi pusat peradaban manusia sejak ratusan tahun yang lalu.

Hari Lahan Basah Tahun 2024 mengangkat tema Wetlands and Human Wellbeing. Tema ini menggarisbawahi pentingnya pelestarian dan pengelolaan lahan basah sebagai unsur yang tidak terpisahkan untuk mendukung kesejahteraan kehidupan manusia sehari-hari.

Dalam rangka peringatan Hari Lahan Basah 2024, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengadakan serangkaian kegiatan diantaranya promosi dan publikasi terkait lahan basah di media sosial serta lomba video reels dengan tema “Wetland and Us”, dengan hadiah utama berupa perjalanan gratis ke salah satu situs Ramsar di Indonesia.

Lalu kegiatan Satu Hari Bersama Lahan Basah yang melibatkan generasi muda dari pelajar sekolah dasar Adiwiyata sebanyak 50 orang dengan kegiatan dialog, permainan interaktif, lomba menggambar dan penayangan film tentang lahan basah. Selain itu, penanaman serentak di seluruh Indonesia yang akan dilaksanakan pada 7 Februari 2024 untuk pemulihan ekosistem lahan basah yang terdegradasi.

“Rangkaian kegiatan tersebut akan kami sampaikan kepada forum dunia melalui Sekretariat Ramsar, bahwa Indonesia dengan penuh semangat turut berpartisipasi untuk menjaga dan merawat ekosistem lahan basah dengan mengedepankan kaderisasi pejuang lahan basah generasi muda atau youth wetland warrior,”  ujar Direktur Bina Pengelolaan dan Pemulihan Ekosistem (BPPE) Ammy Nurwati pada Dialog Media yang digelar sebagai salah satu rangkaian Peringatan Hari Lahan Basah Tahun 2024 oleh KLHK.

Pada kesempatan tersebut, Ammy menjelaskan manfaat langsung lahan basah yang dapat dirasakan antara lain sebagai penyedia sumber pangan dan air bersih, tempat wisata rekreasi. Ekosistem lahan basah juga memiliki peran kunci sebagai habitat satwa endemik dan dilindungi, serta menjadi jalur migrasi burung. Selain itu, lahan basah memiliki fungsi penyimpan karbon, pengatur iklim mikro dan makro, serta memberikan perlindungan terhadap bencana alam, khususnya ekosistem mangrove di kawasan pesisir.

Related Article  Akselerasi Implementasi Program Indonesia’s FoLU Net Sink 2030, KLHK Gandeng Humas Pemerintah

Direktur BPPE Ammy Nurwati selaku National Focal Point Ramsar Indonesia menyampaikan ada tiga pesan penting yang ingin disampaikan pada peringatan WWD tahun ini yaitu pemanfaatan lahan basah berkelanjutan; manfaat ekonomi, sosial, dan budaya dari lahan basah untuk kesejahteraan masyarakat; serta restorasi lahan basah untuk mengatasi krisis iklim dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Indonesia menunjukkan komitmennya dalam melestarikan lahan basah melalui penunjukkan 7 situs lahan basah menjadi situs Ramsar yang memiliki nilai penting secara internasional dan nasional. Tujuh situs Ramsar adalah TN Berbak, TN Danau Sentarum, TN Wasur, TN Rawa Aopa Watumohai, TN Sembilang, Suaka Margasatwa Pulau Rambut, dan TN Tanjung Puting.

Selain itu, dua kota di Indonesia yakni Kota Surabaya dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur telah menerima penghargaan Wetland City Accreditation (WCA), sebagai kota yang memiliki hubungan positif dengan lahan basah. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya kesadaran dan partisipasi masyarakat akan lahan basah, serta tingginya pelibatan aspek lahan basah dalam perencanaan tata kota.

“Pada momentum Hari Lahan Basah ini saya mengajak seluruh pihak, baik individu, sektor swasta, komunitas, maupun institusi dan lembaga, khususnya teman-teman media dan jurnalis untuk bersatu dalam melindungi, melestarikan dan memulihkan ekosistem lahan basah agar kita juga tetap dapat mengambil manfaat dari jasa lingkungan di lahan basah secara berkelanjutan,” ujar Ammy mengakhiri sambutannya.

Dialog media dalam rangka Peringatan Hari Lahan Basah Tahun 2024 menghadirkan empat orang narasumber yaitu Direktur Rehabilitasi Perairan Darat dan Mangrove (RPDM) Inge Retnowati tentang Tata Kelola Ekosistem Mangrove di Indonesia; Kepala Sub Direktorat Pengawetan Spesies dan Genetik Direktorat KKHSG Badiah tentang Keanekaragaman Hayati di Lahan Basah; Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM Suwignya Utama tentang Restorasi Gambut di Indonesia; serta Sekretaris Komunitas Mangrove Muara Angke (KOMMA) Rahmat Zainal tentang Ecomarine Tourism.

Related Article  KLHK dan USDA Forest Service Kerja Sama Dukung FOLU Net Sink 2030


SIARAN PERS
Nomor: SP. 027/HUMAS/PPIP/HMS.3/2/2024

Website:
www.menlhk.go.id
www.ppid.menlhk.go.id