Kementerian Perdagangan (Kemendag) memonitor pergerakan harga serta pasokan pangan sebagai antisipasi dampak dari potensi El Nino atau kekeringan akibat pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normal.
Kementerian Perdagangan melalui Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BK Perdag) Kemendag akan memonitor pergerakan pasokan, baik dari Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional (NFA), dan juga Kementerian Perdagangan untuk memastikan ke depan, dampak El Nino itu tidak memengaruhi terlalu signifikan terhadap kenaikan harga pangan yang akan dikonsumsi.
Dampak El Nino tidak hanya terjadi pada komoditas sawit di dalam negeri tetapi juga pada produk lain seperti kedelai dan gula dari luar negeri. Sebagai upaya mengantisipasi pergerakan harga, Kemendag melakukan kebijakan khusus untuk minyak goreng mulai dari penurunan domestic market obligation (DMO) atau pasokan minyak goreng dalam negeri, penentuan rasio ekspor serta insentif untuk minyak goreng kemasan dan curah. Untuk mengantisipasi kebutuhan di dalam negeri. Hak ekspor yang ada saat ini masih cukup untuk para produsen atau eksportir melakukan kegiatan ekspor, dari hak ekspor yang ada saat ini maupun dari yang jumlah deposito akan dicairkan secara bertahap selama sembilan bulan.
Sementara itu, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa mengatakan, langkah mengantisipasi fenomena El Nino harus dilihat dari dua sisi yakni hulu dan hilir. Dari sisi hulu, perlu peningkatan produksi dengan berbagai cara. Upaya ini menjadi wilayah yang harus ditangani Kementerian Pertanian dan Kementerian Perindustrian.
“Namun di sisi hilir, kita harus melakukan langkah-langkah penguatan stok, penguatan cadangan pemerintah. Artinya begini, dalam UU Pangan Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan jelas menyebutkan bahwa pemerintah harus memiliki cadangan pangan yang kuat, dalam rangka mengantisipasi segala macam,” kata Ketut.
Ketut menyampaikan, dampak El Nino dapat berimbas pada gejolak harga pangan serta barang kebutuhan pokok, kekurangan pasokan dan lainnya. Karena itu, dalam rangka menjaga pasokan dan stabilisasi harga, NFA telah menetapkan cadangan pangan khususnya minyak goreng.
“Ini tahap awal sebanyak kurang lebih sebanyak 100 ribu ton, ini kita perintahkan kepada Bulog dan ID Food untuk menyiapkan cadangan pangan tersebut dan akan digunakan dalam rangka stabilisasi pasokan maupun harga,” ujar Ketut.
Ketut berharap Bulog menjadi distributor pertama (D1) bukan distributor dua (D2) sehingga bisa mendapat harga wajar sebab pendistribusian Bulog memiliki jangkauan luas. “Karena itu kami akan perkuat Bulog dan ID Food dalam rangka distribusi minyak goreng juga, Minyak Goreng Kita maupun minyak goreng curah,” kata Ketut.