Udang vaname (Litopenaeus vanname) merupakan salah satu jenis udang yang telah mengalami perkembangan pesat di Indonesia. Beberapa keunggulan yang dimiliki udang vaname diantaranya dapat tumbuh dengan cepat, tingkat konsumsi pakan atau food comsumtion rate (FCR) rendah, mampu beradaptasi terhadap kisaran salinitas yang luas serta dapat dipelihara dengan padat tebar yang tinggi . Teknik Pemeliharaan Larva Udang Vaname
Awal mula budidaya udang vaname di Indonesia dilakukan di Jawa Timur. Petambak di Jawa Timur sangat antusias dalam membudidayakan udang vaname, bahkan 90% petambak mengganti komoditi udang yang dibudidayakan ke udang vaname. Dengan meningkatnya budidaya udang vaname maka diperlukan ketersediaan benur secara kontinu dan berkualitas, sehingga ketersediaan benur tersebut diharapkan mampu meningkatkan produktifitas udang vaname.
Sahabat tanilogic, Pemeliharaan larva merupakan salah satu kegiatan penting dalam pembenihan udang. Proses pemeliharaan larva dimulai dari stadia naupli, zoea, mysis hingga post larva.
Metode yang dilakukan pada kegiatan pemeliharaan larva udang vaname dimulai dari ; persiapan bak pemeliharaan, persiapan peralatan, pemasangan aerasi, fumigasi ruangan pemeliharaan,persiapan air pemeliharaan, penebaran nauplius,pengelolaan pakan,pengelolaan kualitas air, Pemanenan, dan terakhir pengemasan benur.
Nah, Kegiatan pemeliharaan larva itu sendiri dimulai dari :
- persiapan bak dan media pemeliharaan larva
- Penebaran Naupli
Naupli ditebar setelah persiapan bak dan media pemelihraan larva selesai dilakukan. Padat penebaran naupli maksimal adalah 100 ekor per liter dengan ukuran naupli yaitu 0,5 mm. naupli yang akan ditebar pada bak pemeliharaan harus mempunyai kualitas yang baik, berikut adalah ciri: Warna coklat orange, Gerakan berenang aktif, periode bergerak lebih lama dibandingkan dari periode diam, Kondisi organ tubuh lengkap, ukuran dan bentuk normal serta bebas pathogen, Respon terhadap rangsangan bersifat fototaktis positif
3. Pengelolaan pakan
Dapat menggunakan Pakan Alami, lalu pakan alami yang diberikan kepada larva udang vaname adalah fitoplankton dan zooplankton. Sedangkan untuk Pakan buatan kriteria pakan buatan yang berkualitas baik adalah, Kandungan gizi pakan terutama protein harus sesuai dengan kebutuhan ikan, Diameter pakan harus lebih kecil dari ukuran bukaan mulut ikan, Pakan mudah dicerna, Kandungan nutrisi pakan mudah diserap tubuh, Memilki rasa yang disukai ikan, Kandungan abunya rendah, Tingkat efektivitasnya tinggi.
Pakan buatan yang biasa diberikan untuk larva udang vaname adalah pakan dalam bentuk bubuk, cair dan flake (lempeng tipis) dengan ukuran partikel sesuai dengan stadianya.
4. Pengelolaan Kualitas Air
parameter kualitas air seperti suhu, salinitas, pH, dan DO dilakukan pengecekan atau pengukuran dua kali dalam satu hari yaitu pada pagi dan sore hari. Hal tersebut dilakukan karena pada waktu-waktu tersebut terjadi fluktuasi parameter yang signifikan.
5. Monitoring Pertumbuhan
Dengan melakukan Pengamatan Makroskopis, Pengamatan makroskopis dilakukan secara visual dengan mengambil sampel langsung dari bak pemeliharaan sebanyak 1 liter becker glass kemudian diarahkan ke cahaya untuk melihat kondisi tubuh larva, pigmentasi, usus, sisa pakan kotoran atau feces dan butiran-butiran yang dapat membahayakan larva dan juga dengan Pengamatan Mikroskopis, Dilakukan dengan cara menambil beberapa ekor larva dan diletakkan di atas gelas objek, kemudian diamati dibawah mikroskop. Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati morfologi tubuh larva, keberadaan parasit, pathogen yang menyebabkan larva terserang penyakit.
.
6. Pengendalian penyakit.
Penyakit yang paling serius mempengaruhi stadia larva udang vaname disebabkan oleh jamur, vibrio, dan bakteria. Perlakuan terhadap larva sangat sulit dan cukup mahal. Pengobatan harus segera dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit. Agar penyebaran penyakit tidak terjadi, bak pemijahan tidak berada pada satu tempat dengan bak pemeliharaan larva, orang yang memijahkan harus diberi desinfektan, dan penyaring air laut jumlahnya harus memadai.
7. Panen dan pasca panen
Pada PL 21 – PL 25 merupakan waktu yang tepat untuk melakukan pemanenan dari bak pemeliharaan karena pada ukuran tersebut dapat dengan mudah dipelihara pada tambak dan dapat dengan mudah untuk dikirim. Larva yang ada pada bak pemeliharaan dipanen dengan cara mengurangi 1/3 air pada bak kemudian dikumpulkan pada bag net yang ditempatkan pada ujung pipa pembuangan. Metode ini cukup efisien untuk mengumpulkan semua larva.
Post larva dapat ditampung dalam bak plastik, bak fiberglass, atau kanvas yang berukuran 500 – 1000 liter dan diberi aerasi. Suhu air dalam kantong plastik diturunkan menggunakan es batu. Postlarva dengan kepadatan 200 – 500 per liter dapat diangkut sampai 10 jam tanpa menimbulkan tingkat mortalitas yang tinggi.
Nah sahabat tanilogic, itulah artikel mengenai teknik pemeliharaan larva udang vaname, semoga dapat membantu dan menambah sedikit wawasan kalian terkhusus bagi yang baru ingin membudidayakannya.
Tetap bekerja keras, dan selamat mencoba.
Teknik Pemeliharaan Larva Udang Vaname
Penulis : Jumriani Syam